Laporan Hasil Observasi "Manajemen Kelas pada SMK"
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manajemen
kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama bagi
calon guru, guru baru dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para
peserta didik dapat belajar dengan optimal.
Penciptaan
kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Manajemen kelas
merupakan serangkaian perilaku guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara
kondisi kelas yag memungkinkan peserta didi untuk belajar dengan baik. Tugas
guru adalah mampu menguasai kelas secara optimal agar ia dapat mengatur peserta
didik. Jika guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik, maka akan timbul
permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang sifatnya sementara dan
tidak mengganggu, hingga ke permasalahan yang serius dan terus menerus.
Kelompok
peneliti akan memilih SMK Telkom Sandhy Putra Medan. SMK tersebut dipilih
karena kelompok menganggap sekolah tersebut tepat dan tidak jauh dari kampus
peneliti-peneliti.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah manajemen kelas yang diobservasi
terlaksanakan dengan baik?
2.
Apa yang dilakukan guru dalam mengelola
kelas?
3.
Apakah terdapat variabel-variabel yang
mempengaruhi menajemen kelas?
C. TUJUAN OBSERVASI
1.
Untuk mengetahui proses manajemen kelas di sekolah.
2.
Untuk mengetahui teori belajar, motivasi, orientasi belajar, dan manajemen
kelas.
3.
Untuk mengetahui sejauh mana manajemen kelas berperan dalam
pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LANDASAN TEORI MANAJEMEN
KELAS
Keterampilan
mengelola kelas merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang bertujuan
untuk mewujudkan dan mempertahankan suasana pembelajaran yang optimal, artinya
kemampuan ini erat hubungannya dengan kemampauan profesional guru untuk
menciptakan kondisi yang menguntungkan, menyenangkan peserta didik dan menciptakan
disiplin belajar secara sehat.
Kondisi
hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai komponen.Kedudukan dan peran
guru sering dianggap sebagai komponen yang paling bertanggungjawab di dalam
sistem pendidikan. Rochman Natawijaya mengutip pendapat C.E Beeby yang menonjol
dua kelompok tentang faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, yakni: faktor
sosial, ekonomi, dan administratif di satu pihak dan pihak lain adalah faktor
profesional (Beeby : 29, 35 dalam Natawijaya : 1991).
Guru
memilki porsi terbesar dalam pemberian kontribusinya terhadap mutu pendidikan.
Dengan demikian merupakan suatu hal yang mutlak bagi setiap guru untuk memiliki kemampuan-kemapuan
yang dituntut oleh profesinya tersebut. Sejalan dengan itu, menurut Nana
Syaodih Sukmadinata (1998: 213) mengatakan bahwa: “Guru yang baik adalah guru
yang berhasil dalam pengajaran. Guru yang berhasil dalam pengajaran adalah guru
yang mampu mempersiapkan peserta didik mencapai tujuan yang telah dirumuskan
dalam kurikulum. Untuk membawa peserta didik
mencapai tujuan-tujuan itu, guru perlu memiliki berbagai kemampuan atau
klasifikasi profesional. Karena melalui kemampuan-kemampuan tersebut guru
melaksanakan peranan-peranannya.”
Perlunya
kemampuan mengelola kelas yang dimiliki oleh seorang guru karena pembelajaran
adalah proses membantu siswa belajar, yang ditandai dengan perubahan perilaku
baik dalam aspek kognitif maupun psikomotorik. (Sunaryo dan Nyoman, 1996: 75).
Sunaryo
dan Nyoman Dantes (1996/a1997a:75) menyebutkan: “Dampak pembelajaran dapat
dibedakan ke dalam dampak langsung atau dampak instruksional dan dampak tak
langsung atau dampak kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan semula.
Sedangkan dampak iringan muncul sebagai pengaruh dari atau terjadi sebagai
pengalaman dari lingkungan belajar.”
Tampak
jelas bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang tidak
semata-mata memberikan dampak instruksional, tetapi juga memberikan dampak
iringan positif.
B. LOKASI
DAN WAKTU OBESRVASI
Untuk tugas Psikologi Pendidikan kali ini, kelompok
kami mendapat bagian mengobservasi sekolah menengah kejuruan.Lokasi yang kami
ambil untuk melakukan observasi adalah Sekolah Menengah Kejuruan Telkomsel
Sandy Putra Medan, atau biasa disingkat SMK Telkom Sandhy Putra.Sekolah
tersebut terletak di Jalan Jamin Ginting Nomor 9c, Simpang Selayang, Medan
Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara.
SMK Telkomsel Sandhy Putra Medan berpredikat sebagai
sekolah yang bertaraf internasional dan berstandar ISO 9001. Sekolah menengah
kejuruan ini dikatakan sebagai sekolah kejuruan terbaik yang berada di Medan
atau digolongkan sebagai sekolah terbaik di Indonesia karena akreditasi sekolah
ini sudah mencapai A. Dalam menerapkan sistem pembelajaran, sekolah ini
mengikuti kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah yakni kurikulum 2013.
Terdapat empat jurusan kelas pada Sekolah Menengah
Kejuruan Sandhy Putra Medan, yakni: Multimedia, Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), dan Teknik Akses. Jurusan yang paling
diminati di sekolah ini adalah Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Kemudian agar dapat bersekolah di SMK tersebut,
terdapat beberapa jalur masuk.Jalur masuk yang pertama adalah melalui Tes
Mandiri.Kemudian ada pula JPA Akademik, jalur masuk ini melalui nilai-nilai
raport akademik calon siswa.Yang ketiga adalah jalur masuk dengan Tes Tulis.
Serta jalur yang terakhir melalui try out,
SMK ini kerap kali mengadakan try out ke sekolah-sekolah, apabila ada calon
siswa yang hasil try out-nya memenuhi
syarat, maka jika calon siswa itu ingin mendaftar ke SMK Sandhy Putra Medan dia tidak perlu
mengikuti tes kembali.
Kami mengobservasi sekolah tersebut pada hari Sabtu,
1 April 2017. Lama waktu yang kami lakukan untuk melakukan observasi adalah 4
jam, dimulai dari pukul 08.30 hingga pukul 11.30 Waktu Indonesia Barat.
Dikarenakan jumlah seluruh anggota kelompok yang tidak memungkinkan untuk
mengobservasi satu kelas, anggota kami dibagi menjadi dua sub-kelompok dan
mengobsevasi dua kelas dengan jurusan yang berbeda.Dua kelas yang kami
observasi adalah kelas sepuluh/ satu SMK berjurusan Rekayasa Perangkat Lunak
dan Teknik Komputer dan Jaringan.
C. SUBJEK
PENELITIAN
Subjek penelitian untuk tugas Psikologi Pendidikan
mengobservasi manajemen kelas tak lain ialah siswa, siswi, beserta guru yang
mengampu pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan
Telkomsel Sandhy Putra Medan. Di sekolah tersebut, kami dibagi untukmengobservasi dua kelas karena jumlah anggota yang terlalu banyak untuk
mengobservasi satu kelas. Hal tersebut ditakutkan akan mengganggu konsentrasi
belajar para peserta didik.
Kelas pertama yang diobservasi oleh empat orang
anggota kami adalah kelas 10 jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).Sedang
kelas yang kedua, diobservasi oleh tiga orang anggota kelompok lainnya, adalah
kelas 10 jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
D. OBJEK
PENELITIAN
Objek yang diteliti dari siswa-siswi dan juga guru
adalah manajemen kelas pada Sekolah Menengah Kejuruan Telkomsel Sandhy Putra
Medan. Manajemen kelas tersebut dapat dilihat dari bagaimana suasana ruang kelas
untuk belajar, metode yang digunakan oleh guru-guru untuk pembelajaran,
stimulus motivasi belajar yang diberikan guru, media yang digunakan dalam
pembelajaran, serta bagaimana reaksi siswa dan sisiwi di sana dalam mengikuti
proses belajar-mengajar.
E. VARIABEL
OBJEK
Dari observasi yang dilakukan oleh kelompok kami
mengenai manajemen kelas Sekolah Menegah Kejuruan Telkomsel Sandhy Putra Medan,
maka dapat variabel yang dapat diambil ialah:
1. Variabel
Bebas
Variabel bebas dari
observasi tersebut adalah suasana ruang belajar, metode pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, stimulus motivasi belajar dari guru, media yang digunakan
dalam pembelajaran.
2. Variabel
Terikat
Variabel terikat pada observasi ini
adalah respon atau siswa terhadap proses belajar mengajar, apakah peserta didik
merespon kegiatan belajar mengajar dengan antusias sehingga mengalami
peningkatan prestasi dan nilai. Atau justru peserta didik tidak terlihat
antusias dalam mengikuti pembelajaran dan dapat menyebabkan penurunan prestasi
dan nilai pada peserta didik.
F. MANFAAT
OBSERVASI
Manfaat yang bisa didapat dari melakukan observasi
manajemen kelas pada Sekolah Menengah Kejuruan Telkomsel Sandhy Putra Medan
adalah untuk mengetahui bagaimana suatu isntansi sekolah melakukan manajemen
terhadap kelas yang mereka ampu.
Manajemen kelas sangat berguna dalam membangun
proses belajar-mengajar yang baik antara peserta didik dan pengajar. Apabila
manajemen kelas dilakukan dengan baik, maka hal tersebut dapat meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar serta juga meningkatkan prestasi dan nilai-nilai
belajar.
Observasi ini juga sangat membantu dalam memperbaiki
manajemen kelas yang kurang terorganisir dengan baik, sehingga instansi sekolah
dapat mengoptimalkan manajemen kelas untuk peningkatan proses belajar-mengajar.
G. TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Teknik yang dilakukan dalam mengumpulkan data adalah
melalui observasi. Kelompok kami mengobservasi bagaimana cara siswa-siswi dan
guru di Sekolah Menengah Kejuruan Telkomsel Sandhy Putra Medan memanajemen
kelas tersebut untuk proses belajar-mengajar. Tak luput mengobservasi bagaimana
guru-guru yang mengampu pelajaran menyampaikan pelajarannya dan metode apa yang
digunakan untuk menarik perhatian peserta didik dalam belajar. Kami juga
mengamati reaksi-reaksi yang dilakukan para peserta didik saat melakukan proses
belajar-mengajar.
Untuk melengkapi serta menambah informasi, teknik
pengambilan data lainnya yang kelompok kami lakukan adalah dengan teknik
wawancara. Kami mewawancarai tentang manajemen kelas melalui tiga sudut
pandang, sudut pandang guru yang mengampu mata pelajaran, sudut pandang siswa
yang duduk di depan, dan sudut pandang siswa yang duduk di belakang.
BAB
III
HASIL
OBSERVASI
A. HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA
Teknik
dalam pengambilan data yang kami gunakan adalah teknik observasi serta
wawancara. Observasi kami lakukan dengan mengamati langsung bagaimana suasana
dan proses belajar-mengajar di ruang kelas SMK Sandhy Putra Medan.
Subjek-subjek yang kami amati berada di dua kelas yang berbeda serta jurusan
yang berbeda pula, yakni kelas 10 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan 10 Teknik
Komputer dan Jaringan (TKJ).
Kemudian
teknik pengambilan data lainnya yang digunakan adalah teknik wawancara.
Terdapat tiga subjek yang diwawancarai, masing-masing memiliki sudut pandang
berbeda. Subjek-subjek yang diwawancarai adalah guru pengampu mata pelajaran,
siswa yang duduk di bagian belakang, serta siswa yang duduk di bagian depan.
Dari
hasil observasi dan wawancara tersebut, maka dapat diambil informasi mengenai
manajemen kelas pada SMK Sandhy Putra Medan, sebagai berikut:
1. Suasana Ruang Kelas
Kelompok kami dibagi untuk mengamati dua ruang
kelas yang berbeda. Pada kelas 10 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), suasana ruang
kelasnya cukup kondusif dan nyaman dengan ruang kelas yang cukup luas,jendela
dan ventilasi yang memadai serta pencahayaan dari jendela yang terbuka dan
lampu yang terdapat di dalam kelas tersebut. Di dalan kelas 10 RPL,terdapat 1
buah kipas angin besar yang terdapat pada bagian belakang kelas tetapi tidak
digunakan.Kami juga melihat beberapa sapu dan kardus berada di sudut belakang
kelas yg kurang tertata dengan rapi.
Suasana ruang kelas pada saat guru mengajar
cukup tertib. Anak-anak belajar menggunakan infokus untuk melihat slide materi
dari gurunya. Pada saat kami memasuki kelas,anak-anak sudah diberi tugas oleh
gurunya untuk dikerjakan langsung pada saat itu juga. Ada yang benar-benar
serius dalam mengerjakan, ada juga yang cukup santai dan tenang sembari
mengobrol dengan teman sebangkunya. Setelah tugas dikumpulkan,barulah bapak
guru tersebut mulai menjelaskan materi.
Jumpah siswa dalam kelas ini berjumlah 36 orang
dengan laki-laku berjumlah 30 orang dan perempuan berjumlah 6 orang.Jumlah
siswa di dalam kelas ini memamng di dominasi oleh anak laki-laki.
Sedang pada kelas 10 Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ), suasana kelasnya cukup nyaman untuk proses belajar-mengajar.
Suasana kelas tersebut sejuk, terdapat cukup banyak ventilasi udara yang
terbuka, sehingga memungkinkan udara untuk masuk menyejukkan ruang kelas
tersebut.
Pencahayaan di kelas 10 Teknik Komputer dan
Jaringan pun sangat cerah, memudahkan peserta didik dalam membaca buku, tanpa
harus menghidupkan lampu ruangan. Hal ini dikarenakan cahaya banyak masuk
melalui jendela-jendela di ruangan kelas itu.Kelas tersebut pun menghadap ke
luar halaman, memudahkan cahaya masuk tanpa terhalangi oleh tembok atau
pohon-pohon.
Agar peserta didik merasa lebih nyaman dalam
belajar-mengajar, kesejukan ruang kelas tidak hanya mengandalkan udara yang
masuk melalui ventilasi.Kelas tersebut juga dilengkapi dua buah kipas angin
besar.Namun, kipas yang dinyalakan hanya satu buah saja, sehingga terkadang
peserta didik juga merasa gerah.
Jumlah siswa dalam kelas tersebut sebanyak 40
orang.Dengan murid laki-laki berjumlah 30 orang, dan murid perempuan hanya
berjumlah 10 orang.Jumlah siswa di kelas ini tidaklah banyak sehingga membuat
para siswa tidak perlu berdesakan untuk duduk, dan ruang kelas tidak terasa
penuh karenanya.
Para peserta didik duduk pada meja serta bangku sebanyak empat baris.
Meja dan bangku yang digunakan siswa dalam belajar sangat nyaman digunakan.
Meja-meja tiap siswa tidak bertekstur kasar, para siswa pun akan mudah dalam
menulis menggunakan meja seperti itu. Bangku-bangku yang disediakan untuk
peserta didik juga terbilang bangku yang bagus. Terdapat bantalan pada
bangku-bangku tersebut juga pada sandarannya, hal ini akan membuat siswa-siswa
nyaman mendudukinya dan memudahkan siswa dalam belajar.
Kelas tersebut pun dilengkapi beberapa
alat-alat yang digunakan dalam proses belajar-mengajar seperti pengeras suara (speaker) untuk memberitahukan
pengumuman, Proyektor Liquid Crystal
Display (LCD) untuk menampilkan presentasi, juga papan tulis putih yang menggunakan spidol agar siswa
dapat melihat tulisan di depan dengan jelas.
2. Sesi Pelajaran
Sesi Pembelajaran yang dilakukan pada tiap-tiap
kelas, atau bahkan tiap hari berbeda.Satu mata pelajaran bisa terdiri dari dua,
tiga, atau bahkan sampai empat sesi. Dalam satu hari, terdapat sekitar tiga
sampai empat mata pelajaran yang dipelajari, akan tetapi jumlah sesinya bisa
mencapai sepuluh sesi pelajaran. Untuk sesi terlama, yakni empat sesi, biasanya
digunakan untuk praktik di laboratorium.Hal ini dikarenakan, materi praktik
membutuhkan waktu yang lebih lama agar siswa dapat menguasai materi yang
diberikan.
3. Metode Pembelajaran
Di dua kelas yang kami amati memiliki metode
pembelajaran yang perbeda. Guru pengampu pelajaran di kelas 10 Rekayasa
Perangkat Lunak (RPL), biasa menggunakan metode ceramah, metode tanya-jawab,
kemudian juga terdapat metode diskusi.
Metode diskusi biasanya digunakan agar para peserta didik lebih belajar
untuk bekerja sama.
Kemudian pada kelas 10 Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ), guru yang mengampu mata pelajarannya biasa menggunakan metode
ceramah yang sesekali diselingi dengan pemberian contoh. Agar siswa dapat lebih
mengerti, guru tersebut pun mengajak siswa untuk praktik membuat contoh lainnya
di depan kelas.
Tidak hanya sampai sebatas itu, guru tersebut
juga memberikan latihan soal kepada murid-murid lainnya, yang tidak
berkesempatan maju ke depan kelas, untuk membuat contoh mereka sendiri dan
ditulis pada buku latihan.
Meskipun di awal proses pembelajaran guru
tersebut sudah memberikan contoh, ditambah contoh lainnya dari murid yang maju
ke depan kelas, pada beberapa siswa masih ada yang belum memahami sepenuhnya
materi yang disampaikan sebelumnya. Sehingga guru tersebut membantu siswa yang
belum mengerti dengan cara mengecek satu per satu pekerjaan peserta didik. Guru
tersebut memberikan pembetulan pada pekerjaan peserta didik yang salah. Guru
tersebut juga menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari siswanya dalam mengerjakan
latihan mereka. Cara ini dilakukan oleh guru tersebut dengan tujuan agar
pemahaman materi yang disampaikan merata pada seluruh siswa, tidak hanya
dipahami oleh beberapa siswa saja.
Sesekali guru akan menggunakan metode diskusi
berkelompok. Guru akan mengelompokkan siswa yang lebih dalam pemahamannya
mengenai materi yang disampaikan, dengan siswa yang kurang tanggap dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini dimaksudkan, agar siswa yang lebih menguasai membantu
siswa lainnya yang kurang mengerti materi pelajaran. Jika ada kesulitan dalam
diskusi kelompok tersebut, guru pun akan senantiasa membantu.
Lalu, apabila guru tersebut berhalangan untuk
hadir, cara yang dilakukan untuk mengatasi agar proses belajar-mengajar tetap
berlangsung adalah dengan menghubungi staf untuk mengerjakan soal-soal di buku.
Soal-soal yang diberikan tentunya materi yang sudah diajarkan, bukan materi
baru, sehingga para siswa pun akan leluasa mengerjakan soal tersebut. Kemudian,
cara lainnya untuk bisa mengatasi halangan hadir tersebut adalah dengan
memberikan bahan materi pada siswa yang rumahnya dekat dengan guru, siswa
tersebut bisa membagikan bahan untuk dipelajari siswa-siswa lainnya saat guru
tidak dapat hadir.
4. Stimulus Motivasi yang Diberikan Guru
Cara guru pengampu pelajaran di dua kelas yang
kami amati pun juga berbeda. Pada kelas 10 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), guru
tersebut menambah motivasi peserta didik dalam belajar dengan cara memberikan
pekerjaan rumah (PR). Pemberian pekerjaan rumah tersebut dilakukan dengan
tujuan agar peserta didik dapat lebih memahami materi pelajaran meskipun hanya
sedikit. Pekerjaan rumah diharapkan menjadikan murid dapat menyimpan materi pelajaran di otak dan
dipahami dengan baik.
Sedang pada guru pengampu pelajaran di kelas 10
Teknik Komputer dan Jaringan, pemberian motivasi untuk meningkatkan semangat
belajar siswa biasanya diberikan di awal pelajaran. Guru tersebut memotivasi
siswa dengan cara bercerita mengenai orang-orang yang sukses dalam berusaha dan
belajar mereka. Kemudian, guru juga memotivasi para siswa dengan mengingatkan
peran orang tua. Guru tersebut akan bercerita mengenai jerih-payah yang
dilakukan orang tua siswa agar mereka dapat menuntut ilmu, agar mereka dapat
bersekolah. Guru mengingatkan sudah sepatutnya jerih-payah orang tua siswa
dihargai dengan belajar yang giat dan memanajemen waktu yang baik.
Kemudian pemberian motivasi juga dilakukan oleh guru tersebut di
tengah-tengah proses pembelajaran. Ketika siswa-siswa diberi kesempatan untuk
maju ke depan menuliskan contoh, guru tersebut juga akan memuji hasil pekerjaan
para siswa meskipun masih ada beberapa pekerjaan yang salah. Guru tersebut juga
mengatakan kepada siswa-siswanya bahwa mereka pasti bisa untuk memahami materi
pelajaran, asal mereka mempunyai niat untuk berusaha.
5. Respon Para Siswa Selama Proses Belajar
Mengajar
Pada kelas 10 Rekayasa Perangkat Lunak (RPL)
respon siswa selama proses belajar mengajar cukup baik. Pada les pertama dan
kedua, saat guru mengajar dan sesekali melempar pertanyaan kepada siswa,
beberapa orang cukup antusias mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan dari
gurunya. Beberapa masih terlihat malu atau ragu sehingga gurunya sendiri yang
menunjuk siapa yang akan menjawab pertanyaannya. Sebagian besar siswa menjawab
dengan benar pertanyaan gurunya tersebut dan hanya 1 orang saja yang tidak bisa
menjawab pertanyaan gurunya.
Para siswa juga memerhatikan dengan baik
pelajaran yang disampaikan meskipun beberapa orang yang duduk pada bangku
paling belakang terlihat sedang memainkan laptopnya ataupun sesekali mengobrol
dengan teman sebangkunya.
Pada les ketiga, guru yang lain masuk dan
memulai pelajaran bahasa inggris. Hal pertama yang dilakukan adalah mereka
diminta untuk menyerahkan pekerjaan rumah (PR) mereka kedepan, para siswa
langsung menyerahkan tugas tersebut dan langsung diperiksa oleh gurunya.Hal
yang kedua adalah guru mengembalikan hasil ujian bahasa Inggris mereka minggu
lalu. Satu per satu maju ke depan untuk mengambil hasil ujian mereka. Kami
melihat beberapa respon yang berbeda seperti senang, bingung, sedih dan ada
yang bersikap biasa saja setelah melihat nilai mereka.Beberapa orang anak pun
terpaksa remedial karena nilai mereka tidak memenuhi standar.
Terakhir, guru pun memulai materinya tentang
“Present Perfect Tense “ kepada murid-muridnya. Antusias yang cukup besar kami
lihat dari anak-anak pada saat pembelajaran tersebut.Walaupun tetap saja ada
beberapa orang yang terlihat tidak terlalu peduli dengan nateri dan penjelasan
dari gurunya tersebut.
Kemudian pada kelas 10 Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ), siswa-siswanya memerhatikan pelajaran yang disampaikan oleh
guru secara saksama. Meskipun sesekali beberapa siswa yang duduk di bangku
belakang bermain-main, tapi para siswa tersebut tetap memerhatikan penjelasan
guru dengan baik tanpa bersuara dengan keras ataupun mengganggu penjelasan yang
disampaikan guru.
Siswa-siswa tersebut juga mendengarkan apa yang
disuruh oleh guru mereka dengan baik. Guru tersebut menyuruh sebagian siswa
yang duduk di belakang memindahkan tempat duduk mereka untuk sementara, agar
kami yang datang mengobservasi mereka dapat duduk dengan nyaman pula. Perintah
tersebut langsung dilaksanakan oleh siswa-siswanya dengan baik, tanpa ada
keluhan sedikitpun.
Hanya saja, beberapa siswa masih kurang
antusias untuk berpartisipasi ketika guru mengajak siswanya untuk maju ke depan
memberikan contoh. Beberapa siswa juga terlihat sesekali memainkan handphone (hp) juga laptop secara diam-diam, ketika guru masih menerangkan materi
pelajaran.
Akan tetapi, para siswa terlihat antusias saat mengerjakan tugas
latihan yang diberikan guru.Beberapa siswa yang belum memahami sepenuhnya
materi pelajaran, nampak aktif untuk bertanya kepada guru.Seluruh siswa, bahkan
yang duduk di bangku belakang sekalipun, aktif mengerjakan soal latihan mereka
tanpa ada yang mengabaikan latihan dengan bermain-main.
Siswa-siswa di kelas tersebut juga memiliki karakter yang ramah,
beretika, serta sopan dan santun. Tanpa harus disuruh atau diaba-abakan oleh
guru, siswa-siswa tersebut langsung duduk, memerhatikan, dan mendengarkan
dengan saksama orang yang berbicara di depan kelas.
6. Metode Penilaian oleh Guru
Guru pengampu mata pelajaran di kelas 10
Rekayasa Perangkat Lunka (RPL) biasanya menilai kinerja para siswa melalui
nilai pengetahuan, maksudnya ialah dengan menilai bagaimana interaksi siswa dan
guru dalam kelas. Kemudian guru juga menetapkan nilai berdasarkan tingkah laku
para siswa, seperti bagaimana kesopanan dan kesantunan siswa di kelas maupun di
sekolah.
Pada kelas 10 Teknik Komputer dan Jaringan
(TKJ), guru pengampu pelajaran memberikan penilaian kinerja peserta didik
dengan beberapa cara. Pertama adalah melalui aktivitas di ruang kelas seperti
bagaimana peserta didik aktif dalam berpartisipasi maju ke depan, bertanya,
berdiskusi, dan mengerjakan tugas. Peserta didik juga dinilai melalui
keterampilan-keterampilan membuat kreasi mereka, sehingga penilaian tidak
mutlak hanya berdasarkan ujian-ujian saja.
Aktivitas di ruang kelas tersendiri dinilai
oleh guru tersebut sebagai suatu hal yang spontan dilakukan, yang tidak dapat
ditiru oleh orang lain atau tidak bisa meniru orang lain. Jikalau hanya
memberikan penilaian melalui pekerjaan rumah saja, maka pekerjaan tersebut
masih dapat ditiru oleh yang lainnya. Akan tetapi, perilaku dan aktivitas para
siswa kesehariannya adalah suatu ciri khas pribadi yang tidak mungkin dapat
ditiru oleh orang lain.
7. Media yang Digunakan dalam Proses
Belajar-Mengajar
Media-media yang biasa digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar pada dua kelas hampir sama yakni menggunakan Proyektor Liquid Cryztal Display (LCD).
Kemudian juga sesekali media yang digunakan adalah pengeras suara (speaker) untuk lebih memahami pelajaran bahasa
dengan mendengarkan percakapan dari pengeras suara.Buku juga digunakan sebagai
media pembelajaran yang paling utama bagi peserta didik.
Pada kelas 10 Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), guru pengampu
pelajaran juga memperbolehkan siswa-siswanya untuk membuka kamus bahasa ataupun
menggunakan kamus elektronik melalui handphone
(hp). Penggunaan laptop dan
komputer pada siswa juga diperbolehkan, terutama dalam membuat presentasi dan
praktik komputer.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep dasar
yang perlu dicermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu,
kelompok, sekolah, dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.Tugas guru
seperti mengontrol, mengatur, atau mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan
yang kurang tepat lagi pada saat ini.Sekarang aktivitas guru yang terpenting
adalah mengorganisir dan mengkoordinasikan segala aktivitas peserta didik
menurut tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus
dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak
menuju perbaikan susana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Keaktifan siswa dalam proses belajar
dipengaruhi dari sistem manajemen kelas yang dipilih oleh guru dan bagaimana
cara guru membuat siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran, disiplin dan
bertanggung jawab dalam menyelelesaikan tugas mereka. Jika siswa menyenangi
pelajaran yang diberikan oleh guru, maka siswa akan semangat dan aktif dalam
mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sehingga guru harus bisa
memahami kondidi belajar maupun siswa yang akan diajar. Sehingga siswa bisa
mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Metode yang digunakan guru pada sekolah ini
adalah metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok (pada tugas kelompok)
agar mereka dapat bekerja sama satu sama lain. Suasana kelas ikut mendukung
sistem manajemen kelas ini. Kelas yang aman, nyaman, dan bersih dapat membuat
mereka menjadi tertib, kreatif, dan lebih fokus pada saat proses pengajaran.
Semua siswa yang diobservasi terlihat sangat aktif dalam pengerjaan tugas
mereka. Guru telah melakukan sistem manajemen kelas dengan baik.
B. Saran
Dalam menentukan sistem manajemen kelas, guru
harus mempertimbangkan apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa. Guru harus
membuat materi pembelajaran lebih menarik, sehingga bisa membuat siswa tertarik
dalam mengikuti proses belajar.
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem
manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di
dunia global semakin pesat, oleh karena itu, guru kelas diwajibkan untuk
memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar lebih
menyenangkan, efektif, dan efisien dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR
PUSTAKA